Plogging adalah fenomena baru yang menggabungkan olahraga dan kebersihan lingkungan. Istilah plogging berasal dari kata-kata jogging (lari santai) dan plocka upp (mengambil) dalam bahasa Swedia. Konsep ini pertama kali muncul di Stockholm, Swedia, pada awal 2010-an. Sejak itu telah menyebar ke seluruh dunia. Plogging melibatkan aktivitas fisik seperti jogging atau berjalan kaki sambil mengambil sampah di sepanjang rute. Para plogger membawa tas atau kantong sampah untuk mengumpulkan sampah yang mereka temui di sepanjang perjalanan mereka. Mereka dapat mengambil botol plastik, kertas, kaleng, dan berbagai jenis sampah lainnya yang mereka jumpai.
Prodi Kepemimpinan Kristen Semester IV IAKN Tarutung dalam aktualisasi matakuliah Manajemen Humas dan Layanan Masyarakat dibawah bimbingan Ibu Tiffany Tamba., M. Si. Teol, melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dalam bentuk plogging yang dikolaborasikan antara mahasiswa dengan dosen, pada Sabtu 20 Mei 2023 pukul 07.00-10.00 WIB. Kegiatan ini dimulai dari Jembatan Bosi Kompleks IAKN Dusun 2 (kost elit) sampai ke Cinta Bundo Dusun 1 Silangkitang, Desa Sipahutar, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyuarakan kepada masyarakat sekitar bahwa “Kami Peduli Lingkungan dan Marilah Menjaga Kebersihan Lingkungan”. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Dengan membersihkan sampah yang terbuang di sepanjang jalan, para plogger memberikan contoh dasar kepedulian lingkungan dan mengingatkan masyarakat akan dampak negatif yang dihasilkan oleh polusi plastik dan sampah yang tidak terurai. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bertindak secara langsung dengan membersihkan lingkungan sekitar mereka.
Kepala Desa Sipahutar, Bapak Jetro Hembang Sipahutar. S.Pd. sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Walaupun kegiatan plogging ini terkesan sederhana, tetapi memberikan dampak yang besar kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan,” ujarnya. Ia menambahkan, “Kegiatan seperti ini akan terus dilakukan di Desa Sipahutar untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan asri”.
Kegiatan plogging diawali dengan breafing sejenak di titik kumpul Jembatan Bosi. Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 14 orang. Para plogger membawa kantong pelastik tempat sampah yang dikutip, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sambil memungut sampah di sekitar jalan raya. Sampah yang dipungut kemudian dikumpulkan dalam satu goni dan dibuang ke bak pembuangan sampah umum. Selama kegiatan berlangung, banyak masyarakat Silangkitang yang menyambut baik kegiatan tersebut dan tidak sedikit juga yang memberikan pujian. Bagi mereka, kegiatan seperti ini menjadi salah satu kegiatan yang cukup jarang dilakukan. Dan tidak sedikit juga dari masyarakat Silangkitang merasa kagum akan kegiatan ini karena mereka menganggap aktivitas demikian memberi contoh sederhana akan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Kegiatan plogging ini berakhir di Cinto Bundo Dusun 1 Silangkitang dan menjadi tempat bertemunya para plogger dengan Kepala Desa Sipahutar.
Plogging menjadi kegiatan yang inklusif dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Tidak ada batasan usia atau tingkat kebugaran fisik tertentu yang diperlukan untuk menjadi seorang plogger. Setiap orang dapat berpartisipasi sesuai dengan kemampuan dan kecepatan mereka sendiri. Bahkan kelompok-kelompok seperti keluarga, teman-teman, atau komunitas lokal dapat melakukan plogging bersama-sama. Tujuaannya adalah menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Kegiatan plogging Prodi Kepemimpinan Kristen adalah aksi sederhana yang memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk melakukan aksi nyata dalam menjaga kebersihan lingkungan. Fenomena kegiatan ini telah membangun komunitas plogger yang aktif dan terorganisir di berbagai belahan dunia. Dengan berbagi pengalaman dan gambar di media sosial, plogger juga berperan dalam mempromosikan gerakan kesadaran lingkungan kepada orang-orang di sekitar mereka. Namun, meskipun plogging memiliki manfaat yang signifikan, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana mengelola dan membuang sampah yang terkumpul dengan benar. Selain itu, masih kurangnya kepedulian terhadap lingkungan menjadi masalah/tantangan kegiatan plogging.
Prodi Kepemimpinan Kristen IAKN Tarutung melalui kegiatan ini menguraikan secara sederhana cara yang inovatif dan efektif untuk menjaga kebersihan lingkungan sekaligus meningkatkan kesehatan dan kebugaran individu. Dengan terus mempromosikan dan melibatkan lebih banyak orang dalam plogging, kita dapat bergerak menuju dunia yang lebih bersih dan lebih sehat untuk generasi mendatang.
*Kevin Rade Siahaan, Mahasiswa Semester IV Prodi Manajemen Pendidikan Kristen IAKN Tarutung