IAKN Tarutung mengadakan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB) 2022 dari tanggal 1 hingga 3 September 2022 di Kampus II IAKN Tarutung. Tema yang diambil adalah creativity in diversity.
Rektor IAKN Tarutung, Prof. Dr. Albiner Siagian, M. Si., pada pembukaan PKKMB 2022 mengatakan mahasiswa baru harus menjadi mahasiswa yang mencerminkan nilai-nilai kristiani. “Jadilah insan shalom, pribadi yang memegang teguh nilai-nilai kristiani,” ujarnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 574 mahasiswa baru dari sepuluh prodi dari tiga fakultas. Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen menerima 384 mahasiswa, Fakultas Ilmu Teologi sebanyak 105 mahasiswa, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Kristen sebanyak 86 mahasiswa.
“Pelaksanaan PKKMB tahun ini diadakan dengan mengedepankan nilai-nilai humanis. Tidak boleh sedikit pun mengandung kekerasan. Mahasiswa baru harus merasakan kegembiraan di hari pertama mereka berada di kampus,” ujar Dr. Hanna Aritonang, M. Th., Wakil Rektor III IAKN Tarutung.
Creativity in Diversity, tema tahun ini, berangkat dari realitas yang ada di IAKN Tarutung. Mahasiswa IAKN datang dari banyak daerah di Indonesia. Kampus ini sangat beragam suku dan agama.
PKKMB 2022 diisi beragam kegiatan, baik seminar maupun hiburan. Theofransus Litaay, Deputi V Kantor Staf Presiden, memboboti mahasiswa dengan materi tentang wawasan kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila. Sementara itu, tema tentang moderasi beragama disampaikan oleh Zainul Fuad, Ketua Moderasi Beragama UIN Sumatera Utara. Tumpak Winmark Hutabarat, atau sering dikenal sebagai Si Parjalang, membekali mahasiswa dengan creative entrepreneurship.
Sementara itu, Ketua PKKMB 2022, Dr. Haposan Silalahi, M. Th., mengatakan acara penyambutan mahasiswa baru tahun ini didesain sedemikian rupa dengan memadukan kreativitas mahasiswa senior dengan mahasiswa baru.”Kita mengadakan fashion show bertema ekologi. Demikian juga dengan mengundang mahasiswa senior menampilkan tarian dari delapan suku dan juga musik tradisi. Begitu juga dengan paduan suara IAKN Tarutung yang membawakan lagu-lagu daerah,” ujarnya.
Ia menambahkan Tarutung yang berada jauh dari ibukota Sumatera Utara hendaknya tidak menjadi penghalang untuk berkreasi. “Kreativitas kita tidak tertinggal dari tempat lain di Indonesia. Lokalitas yang kita miliki justru menjadi pembeda dan sekaligus menjadi kekuatan. Artinya Tarutung akan memperkaya Indonesia dengan kekhasannya. Kami menyebutnya, “Dari Tarutung untuk Indonesia”,” ucapnya.