Narasi itu pun dikumpulkan. Tiba waktunya membaca tulisan-tulisan tangan yang pastinya unik pada setiap anak. Berada pada tumpukan pertengahan, satu judul ini mengganggu untuk segera dibaca. “Oktober Berantakan” demikian ditulis. Marvel Siahaan memulai kalimat pertama dengan melukiskan keganjilan bulan ini: “Awal Oktober manusia menyambut bulan baru, akan tetapi hari ini berbeda.” Ia mengisahkan bagaimana mencekamnya gempa yang terjadi di pembukaan bulan itu. Teriakan ketakutan menyelimuti seisi rumah dan sekitar. Kekuatiran bertambah tatkala sang ibu tidak dapat segera beranjak karena baru proses pemulihan operasi caesar. Adik bayi pun masih belum kuat jika harus menahan dinginnya malam, mencari perlindungan beratapkan langit bersama warga yang berhamburan panik. Mereka memilih diam di rumah. “Dengan terpaksa,” tulisnya.
Berbeda dengan Keyla. Di tengah ketakutan gempa dapat merubuhkan rumahnya, ia masih sempat berdebat dengan dirinya tentang hantu saat listrik padam dini hari itu. “Saya tidak mengerti apa yang terjadi pada saya, mengapa saya takut pada hantu,” ungkapnya. Dalam dekapan kakaknya, ia pun tenang. Namun pikiran dan perasaannya berkecamuk. Gempa yang baginya menyisakan trauma berat itu justru dimengerti sebagai kehebatan Tuhan yang mencipta guncangan besar itu. Tak sanggup baginya memilah guncangan ini sebagai peristiwa alam tapi justru tindakan kesengajaan Tuhan.
Guncangan besar di awal bulan itu pun tak sedikit yang menjadikannya sebagai peristiwa yang membawa pertobatan. Momen saling memaafkan bagi orang Kristen-Batak yang kerap dilaksanakan di pergantian tahun itu, tetiba terjadi di pergantian bulan baru ini. Daniel Tobing mengisahkan momen penyesalan karena sudah melakukan kesalahan kepada orangtuanya. Janji tulus pun terlontar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi pascagempa.
Tiga narasi ini terpilih menjadi yang terbaik dan unik di kegitatan trauma healing oleh Tim Trauma Healing Shalom IAKN Tarutung di Desa Parbaju Toruan, Tarutung, pada Kamis (14/10/2022). Gempa tidak hanya mengguncang fisik, namun juga membayangi kita. Pikiran dan perasaan yang coba ditekan atau diacuhkan, tetiba meminta perhatian untuk ditenangkan. Gempa itu telah merusak mood Marvel memasuki bulan ini. Kelahiran adik bayi yang membawa sukacita justru disusul dengan kejadian di luar dugaan itu. “Berantakan,” tulisya. Kata itu sudah cukup baginya untuk memahami kejadian di awal bulan Oktober.
Di sisi lain, Keyla pun mampu menaklukkan pikiran tentang hantu dalam dekapan sang kakak. Ia menenangkan guncangan dengan berdecak kagum pada keajaiban Tuhan. Kesombongan, keangkuhan, kebencian, pun mendapat ruang perdamaian dalam diri dan sesama. Bagaimana denganmu? Apa yang terlintas sesasat gempa itu terjadi? (Melinda Siahaan)