Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen, Kementerian Agama RI, bersama pemimpin aras gereja nasional melaksanakan Doa Bersama untuk Solidaritas Kemanusiaan dan Perdamaian bagi Korban Pertikaian di Timur Tengah. Acara yang dikoordinir oleh Direktorat Jenderal Bimas Kristen itu dihadiri, antara lain, oleh pemimpin aras gereja nasional (PGI, PGPI, Gereja Ortodoks, Gereja Bala Keselamatan, dan Gereja Advent), Rektor dan Kepala Biro AUAK Perguruan Tinggi Kegamaan Kristen Negeri (PTKKN), dan perwakilan dari perguruan tinggi keagamaan Kristen swasta. Acara doa bersama yang berlangsung di Grha Oikumene PGI itu dibuka oleh Dr Jeane Marie Tulung, Direktur Jenderal Bimas Kristen, Kementerian Agama RI.
Dalam sambutannya, Dr Jeane Marie Tulung mengajak semua warga Kristen agar terus berdoa bagi korban pertikaian di Timur Tengah. Ini adalah bentuk nyata dari kebersamaan dan kepedulian kita sebagai umat manusia terhadap sesama. Juga, ini adalah tanggung jawab kita sebagai makhluk sosial dengan turut serta merasakan penderitaan orang lain. “Bangsa yang beradab adalah yang mencintai perdamaian dan menyelesaiakan pertikaian dengan cara damai,” demikian Jeane Marie Tulung menambahkan.
Gambar 1. Dirjen Bimas Kristen, Dr Jeane Marie Tulung, menyampaikan kata sambutan
Bertindak sebagai liturgis pada kebaktian dan doa bersama itu adalah adalah Pdt Lenta E Simbolon dan sebagai pengkhotbah adalah Pdt Gomar Gultom. Keduanya adalah pendeta yang melayani di Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) pusat.
Gambar 2. Pdt Gomar Gultom menyampaikan firman Tuhan
Mengawali khotbahnya (Nats khotbah: 1 Tessalonika ayat 1b dan Mazmur 133 ayat 1), Pdt Gomar Gultom menyatakan bahwa pada dasarnya semua manusia mendambakan kedamaian. Akan tetapi, beliau lalu mempertanyakan: “Kalau pada dasarnya semua manusia mendambakan kedamaian, mengapa peperangan masih terjadi?” “Penyebabnya adalah kerakusan dan ketamakan manusia,” jelasnya sekaligus menjawab sendiri pertanyaannya. Selanjutnya, pendeta yang sebelum menjadi Ketua Umum PGI adalah Sekretaris Umum PGI ini menyatakan bahwa rancangan Tuhan di bumi adalah rancangan damai sejahtera. Kedamaian bukan hanya tidak adanya perang, pertikaian, dan rupa-rupa tindakan kekerasan dan penindasan lainnya, tetapi juga hadirnya kesentosaan, kerukunan, keadilan, ketidakmiskinan, dan ketidaksenjangan. Kedamaian adalah state of mind yang berkecenderungan untuk berbuat kebajikan. Oleh karena itu, gereja harus hadir dengan berorientasi kemanusiaan. Kristus Raja Damai harus hadir dalam diri kita yang karenanya damai sejahtera Kristus tinggal bersama kita sehingga kita menjadi pemancar dan pembawa damai dan kebajikan.
Terkait dengan pertikaian (baca: ketidakdamaian) yang terjadi di wilayah Timur Tengah, kita harus memandangnya sebagai pelanggaran kepada harkat kemanusiaan. Oleh karena itu, sebagai umat Kristen, kita harus terus berdoa agar perdamaian menjadi tujuan hidup manusia di bumi, termasuk di wilayah Timur Tengah, sesuai dengan rancangan Tuhan.
Gambar 3. Penyampaian berkat oleh para pendeta/pemimpin aras gereja nasional
Doa syafaat untuk perdamaian di wilayah Timur Tengah dinaikkan secara bergiliran oleh pemimpin/perwakilan Gereja Pentakosta, Gereja Advent, Gereja Bala Keselamatan, dan Gereja Ortodoks. Sementara itu, kidung pujian dilantunkan oleh paduan suara dari Gereja Bala Keselamatan dan dari mahasiswa STT SETIA Jakarta. Pada Kebaktian Doa Bersama itu dilakukan pengumpulan persembahan yang hasilnya akan disumbangkan kepada korban pertikaian di wilayah Timur Tengah (A_S).
Gambar 4. Sebagian peserta kebaktian dan doa bersama bagi perdamaian di Timur Tengah