Ephorus Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA) Pendeta Ramos B. B. Simanjuntak, S. Th., menyambut hangat kedatangan rombongan IAKN Tarutung di Kantor Pusat GKPA, Padangsidempuan, Tapanuli Selatan, pada Kamis 25 April 2024.
IAKN Tarutung mendapuk Parau Sorat sebagai “huta” moderasi beragama tahun 2024. Untuk itu, IAKN Tarutung bersama GKPA akan mengadakan beberapa rangkaian acara pra-peluncuran Parau Sorat sebagai “huta” moderasi, seperti seminar moderasi beragama, kirab budaya moderasi beragama. Dan puncak kegiatan adalah peresmian “huta” moderasi beragama. Kegiatan ini direncakan dimulai bulan Mei dan perayaan puncaknya di bulan Juni 2024.
Rektor IAKN Tarutung, Prof. Dr. Albiner Siagian, M. Si., mengatakan, “Pembentukan desa moderasi beragama adalah salah satu program prioritas pemerintah. Kementerian Agama menjadi lembaga penyelenggaranya. Dan IAKN Tarutung, sebagai satuan kerja di Kementerian Agama, dipercayakan menginisiasi pendirian “huta” moderasi ini,” ujarnya.
Pemilihan Parau Sorat sebagai “huta” moderasi beragama tak terlepas dari akar sejarah. “Di sinilah, pada 7 Oktober 1861, lembaga zending RMG (Rheinische Missionsgesellschaft) dari Jerman dan Belanda memulai penginjilan di Tanah Batak. Pendeta Heine, Pendeta Klemmer, Pendeta Betz dan Pendeta Van Asselt memulai penginjilan mereka di sini. Tanggal itulah kemudian yang dijadikan sebagai hari kelahiran HKBP (Huria Kristen Batak Protestan),” ujarnya. Selain itu, ujar Rektor, sebelum menjadi GKPA, gereja Angkola dulu bernama HKBP-A (Huria Kristen Batak Protestan-Angkola).
Ketua Panitia Pendirian Huta Moderasi Beragama IAKN Tarutung 2024, Pdt. Dr. Jungjungan Simorangkir, M. Th., mengatakan, “Di sinilah titik nol kekristenan di Tanah Batak. Dan dari sinilah awal pengajaran agama Kristen,” ujarnya.
Ephorus GKPA menyambut gembira rencana tersebut. “Rencana ini selaras dengan rencana GKPA untuk mengembangkan komplek titik awal kekristenan di Tanah Batak sebagai pusat pembinaan dan retreat center,” ujar Eporus. Eporus menambahkan, “Saat ini kami sedang mempersiapkan master plan-nya. Untuk itu, kami mohon bantuan semua pihak, termasuk dari sinode lain dan tentu juga IAKN Tarutung, untuk mewujudkan harapan bersama kita itu,” tambahnya.
Selain membicarakan pembentukan “huta” moderasi beragama, IAKN Tarutung juga berdiskusi tentang evaluasi kerja sama IAKN Tarutung, khususnya Fakultas Ilmu Teolig, dengan GKPA. “Kita mengharapkan kerjasama yang sudah baik selama ini bisa ditingkatkan,” ujar Rektor. Dr. Haposan Silalahi, M. Th., Dekan Fakultas Ilmu Teologi, mengatakan, “Prodi Teologi baru saja mendapatkan akreditasi peringkat baik sekali. Ini adalah upaya terus-menerut untuk meningkatkan layanan pendidikan. Untuk bantuan biaya kuliah, kami selalu berkomitmen untuk mendahulukan mahasiswa yang berasal dari gereja-gereja mitra,” ujarnya.
Ephorus GKPA mengatakan bangga dengan pelayanan yang ditunjukkan oleh para mahasiswa IAKN Tarutung yang magang di GKPA. “Di antara persaingan ketat kampus-kampus teologi saat ini, mahasiswa IAKN Tarutung menunjukkan kualitasnya dengan melakukan pelayanan yang langsung menyentuh jemaat,” ujarnya. Selain itu, ujar Ephorus, “GKPA bukan gereja yang besar. Saya sangat mendukung jemaat yang mau meningkatkan kualitas sumber daya manusianya untuk berkuliah di IAKN Tarutung. Selain jarak yang dekat, biaya uang kuliah di sana juga sangat membantu. Mudah-mudahan kampus bisa memfasilitas peningkatan pemberian beasiswa kepada jemaat GKPA,” tambahnya. (Samuel Ompussunggu)