Parbaba, Samosir. “Jangan lagi mendirikan program studi yang sudah ada di mana-mana,” ujar Prof. Jonner Hasugian, dosen Universitas Sumatera Utara, dalam paparannya di hari kedua rapat kerja IAKN Tarutung di Parbaba, Samosir, pada Kamis, 9 Maret 2023. Pembukaan program studi harus memperhatikan tren global. Jonner menyarankan IAKN Tarutung mendirikan program studi berbasis science-tech. “Jika tidak mengikuti tren global, maka akan punah. Program studi digitalisasi masih belum banyak di Indonesia. IAKN Tarutung bisa mempertimbangkan mendirikan prodi itu. Era sekarang adalah era yang sudah meminimalisir pertemuan manusia dengan manusia. Semua sudah terdigitalisasi,” tambahnya.
Prof. Jonner, yang juga asesor BAN-PT, memaparkan materi tentang perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, dan penyusunan rencana strategis perguruan tinggi. “Kalau tidak ada visi yang terukur, kacau. Visi dan misi bermuara di rencana pengembangan rencana strategis. Perguruan Tinggi memiliki rencana pengembangan jangka panjang, menengah, dan pendek yang memuat indikator kinerja dan targetnya untuk mengukur ketercapaian tujuan strategis yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Mewujudkan visi, misi, dan tujuan IAKN Tarutung, ujar Jonner, harus memperhatikan beberapa hal. Dokumen perencanaan perguruan tinggi yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dan di dalamnya dijelaskan mengenai strategi atau arahan sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Periode renstra biasanya adalah lima tahun, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 25 tahun. Kemudian IAKN Tarutung harus merencanakan masa depan melalui penyusunan program, penyiapan sumber daya, dan pengaturan agar tujuan di masa depan tercapai. Hal lain yang harus diperhatikan adalah rencana langkah demi langkah yang akan membawa institusi mencapai tujuan akhir sesuai dengan tujuan yang tersirat dalam pernyataan visi dan misi. Untuk itu dibutuhkan alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan.
IAKN Tarutung harus membuat impian besarnya. “Yang menggerakkan itu semua adalah visinya. Mimpi itu kita yang buat. Mau jadi apa perguruan tinggi kita ini? Selain itu visi juga harus mengungkapkan level keunggulan mana yang hendak digapai,” ujarnya. “Visi adalah sebuah pernyataan statement yang memiliki unsur value, level, tata nilai, dan terukur. Visi harus memiliki evaluasi diri dengan capaian yang jelas dan menjadi nyata dalam rencana strategis yang bahasanya simpel dan to the point,” pungkasnya.