Tarutung, 08 November 2024 – Bidang Kemahasiswaan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar Kepemimpinan bagi pengurus organisasi mahasiswa dan diikuti oleh 96 orang mahasiswa yang terdiri dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), BEM Institut dan BEM Fakultas.
Kegiatan Pelatihan Dasar Kepemimpinan ini bermaksud memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang wawasan kepemimpinan, mempersiapkan organisasi kemahasiswaan menghadapi dunia luar dan mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan yang kompeten dan berintegritas.. Pembekalan ini diharapkan dapat menjadi wadah yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar, terus aktif berorganisasi, meningkatkan kreativitas dalam kehidupan kampus dan berkontribusi secara positif.
Ketua Panitia, Rudi Sihombing dalam laporannya menyampaikan bahwa peserta dalam kegiatan ini berasal dari mahasiswa aktif IAKN Tarutung dari semester I sampai dengan semester VIII. Harapannya semoga melalui kegiatan ini, semua mahasiswa yang terlibat dalam organisasi dapat menjadikan pengalaman berorganisasi menjadi bekal setelah menjadi alumni.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Albiner Siagian hadir memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan. Dalam sambutannya, ia menyebut bahwa seorang pemimpin dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu pemimpin yang memiliki (having leadership) dan pemimpin yang menjadi (being leadership). Pemimpin yang memiliki merupakan pemimpin yang cenderung bersifat menjadi bos, sementara pemimpin yang menjadi merupakan pemimpin yang bersifat melayani (servant leadership). Beliau juga mengharapkan agar organisasi mahasiswa dapat menjadi teladan bagi mahasiswa lain dan menghimbau kepada organisasi mahasiswa agar tidak menjadi pemimpin yang cenderung sebagai pemilik tetapi menjadi pemimpin yang melayani.
“Anda adalah pemimpin di organisasi ini, jadilah teladan dalam segala hal, teladan dalam tindak-tanduk, teladan dalam hal study dan menjadi contoh dalam tutur kata bagi mahasiswa lain”, ungkapnya.
Selanjutnya, kegiatan ini dibagi menjadi tiga sesi dimana sesi pertama dan kedua berlangsung di aula mini sementara sesi ketiga berlangsung di lapangan rektorat. Pada sesi pertama, Gerhat Butar-butar, S.IP (CEO Goway Training) menyampaikan materi dengan judul Kepemimpinan yang Berkarakter.
Dalam paparannya ia menjelaskan “Leadership is influence, Nothing More Nothing Less” yang artinya kepemimpinan itu adalah pengaruh, kepemimpinan adalah seseorang yang memiliki kemampuan mempengaruhi manusia lainnya untuk mengikuti keinginan si pemimpin. Lalu, di dalam memimpin sebuah organisasi terdapat 4 (empat) poin penting yang harus diterapkan yaitu : Integritas, Visioner, Inspirasi dan Kompeten. Dari keempat poin tersebut, ia menekankan bahwa yang paling penting dan berharga bagi seorang pemimpin yaitu harus memiliki integritas. “Hiduplah punya integritas, bukan karena semata-mata dianggap orang kamu baik! Hiduplah punya integritas karena Tuhan tahu apa yang kamu lakukan!”, tegasnya.
“Menjadi seorang pemimpin harus mampu memecahkan masalah (problem solving) dan memberikan solusi (solution maker)”, tambahnya.
Selain itu, menurut beliau ada tiga faktor yang dapat menentukan hidup seseorang di masa depan, yakni : (1) siapa orang terdekat (gaya bicara dan gaya hidup mengikuti pergaulan dengan orang tersebut); (2) buku apa yang dibaca dan (3) media sosial apa yang sering digunakan.
Selanjutnya, sesi kedua pemaparan materi oleh Sandres Siahaan dengan judul Analisa Masyarakat (Social Analysis). Dalam paparannya, ia mendefenisikan bahwa analisa masyarakat merupakan suatu metode pemberdayaan masyarakat melalui studi kritis menggali akar dan proses dari struktur sosial, budaya, ekonomi, dan politis yang menindas masyarakat. Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang termarginalisasi, tergusur, dilupakan, dan tidak memiliki sarana & prasarana produksi serta akses merubah nasibnya.
Dengan melakukan analisa masyarakat, diharapkan agar organisasi mahasiswa yang menganalisis situasi masyarakat dapat mengembangkan rasa peduli terhadap isu-isu sosial. Hal ini tidak hanya memperkaya pengetahuan anggota organisasi, tetapi juga meningkatkan empati terhadap kondisi kehidupan orang lain. Selain itu, analisa tersebut dapat membantu anggota organisasi mahasiswa memahami ketimpangan sosial, kondisi ekonomi masyarakat, serta masalah-masalah lainnya, yang bisa menjadi dasar bagi kegiatan pengabdian masyarakat. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap kondisi sosial masyarakat, organisasi mahasiswa dapat lebih tepat sasaran dalam menjalankan visi dan misinya, serta berkontribusi positif dalam pembangunan sosial.
Pada sesi ketiga, kegiatan dilanjutkan dengan praktik Pemimpin yang Memiliki Komitmen Kebangsaan dan Membangun Kerjasam Tim (Dinamika Kelompok) oleh Sersan Mayor Darma Firmansyah. Dalam kesempatan tersebut, Darma memperkenalkan kepada mahasiswa mengenai nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerja sama tim. Hal ini memberikan pengalaman langsung tentang bagaimana cara berkolaborasi dengan orang lain, mengatasi konflik, dan mencapai tujuan bersama.
Selain itu, pelatihan yang diberikan mengajarkan mahasiswa untuk meningkatkan ketahanan fisik dan mental mereka. Dalam pelatihan ini, mahasiswa akan dibimbing untuk menghadapi tantangan fisik yang berat, serta diuji dalam mengatasi tekanan mental. Kekuatan fisik dan mental yang terbentuk melalui pelatihan ini akan membantu mahasiswa lebih tahan banting menghadapi tantangan dalam dunia akademik maupun organisasi. Mahasiswa yang mengikuti pelatihan ini juga akan memperoleh pengalaman dalam mengatur waktu, mengikuti instruksi, dan menjaga ketertiban. Hal ini dapat membantu mereka dalam mengembangkan karakter yang lebih kuat dan menjadi pribadi yang lebih disiplin, baik dalam kehidupan akademik maupun dalam kehidupan sosial.