Program studi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Kristen IAKN Tarutung melakukan kerjasa sama dengan Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak.
Penandatanganan memorandum of understanding dengan KSPPM diadakan di kantor pusat KSPPM di Parapat pada Sabtu (23/7/2022). Kerjasa sama kedua lembaga mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Direktur KSPPM, Delima Silalahi, menyambut baik kerjasama tersebut. “KSPPM akan memfasilitasi mahasiswa, terlebih mengaplikasikan teori yang dipelajari di kampus. Mereka akan belajar analisis sosial, pemetaan budaya masyarakat, live in di desa dampingan kami,” ujar Delima.
Pada tahap awal pelaksanaan kerjasama, Sosiologi Agama akan mengirimkan mahasiswa 15 orang untuk menjalani magang di KSPPM. Magang itu sendiri akan berlangsung selama tiga bulan. Rangkaian magang diawali pembekalan di kampus I IAKN Tarutung September nanti. Pada acara itu juga akan diadakan peluncuran buku terbitan KSPPM-Insist Press “Nunga Leleng Hami Mian di Son”.
“Mahasiswa kami diharapkan akan menjadi lulusan yang tidak terasing dari masyarakat. Semoga dengan magang di KSPPM, mereka mampu mengawinkan teori dengan praktek,” ujar Dr. Maringan Sinambela, M. Th., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Kristen. “Praktek magang mereka nanti diharapkan akan mengembleng mereka menjadi, tidak hanya paham teori, tapi juga mampu memberi dampak,” tambah Elvri Simbolon, M. Si., Ketua Program Studi Sosiologi. “Selain itu,” tambah Elvri, “kegiatan magang akan menjadi bagian dari tugas akhir mereka. Laporan magang akan dijadikan tugas akhir. Dengan demikian, sembari menimba ilmu dari masyarakat mereka juga akan mengumpulkan data di lapangan,” tambah Elvri Simbolon.
Pada hari yang sama, Sosiologi Agama juga menjalin kerjasama dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak. Penandatangan memorandum of understanding diadakan di kantor AMAN Tano Batak di Balige.
“Budaya Batak akan hilang kalau tanah adat hilang,” ujar Roganda Simanjuntak, Ketua AMAN Tano Batak. “Demikian juga dengan budaya leluhur, ritual-ritual, dan juga kesenian Batak. Semuanya akan punah bila kita tidak ikut terlibat dalam upaya-upaya penjagaan untuk itu,” tambah Roganda. Roganda menambahkan, “Kami, sesungguhnya, sudah lama menunggu IAKN Tarutung. Sudah semestinya kampus terlibat dalam aktivitas-aktivitas pemertahanan tanah adat dan isu-isu di sekitaran itu, terlebih di tanah Batak. Bila tidak demikian, Batak secara budaya dan adat akan hilang,” tambah Roganda.
Prodi Sosiologi Agama dengan AMAN Tano Batak menjalin kerjasama di beberapa bidang. Salah satunya adalah mahasiswa Sosiologi Agama akan magang di desa-desa dampingan AMAN Tano Batak.